『Daripada merindukan sesuatu dengan penuh gairah dan bertumbukan dengannya, aku lebih terbiasa menyerah dan mundur. Sampai saat ini, aku berpikir bahwa itulah cara untuk menjaga kehidupan sehari-hari yang damai.』

Sudah empat tahun sejak Ji-in bekerja sebagai aktor di Korea.
Saat mengunjungi Bangkok, Thailand, untuk pemotretan, seorang pria mendekatinya,
dan Ji-in, yang biasanya tidak mudah tergoda, kali ini menerima rayuannya.

Meskipun pria itu hanya sekadar pasangan semalam, ekspresi dan tatapan matanya terus terbayang di pikiran Ji-in.
Namun, seperti biasa, ia berpura-pura tidak terganggu oleh gejolak emosinya dan kembali ke Seoul.

Namun, secara tak terduga, mereka bertemu lagi...

“Aku juga bisa bersikap memaksa jika diperlukan.
Aku hanya berpura-pura tenang karena aku tidak ingin Ji-in membenciku.”

Kesan pertama pria itu, yang tampak begitu lihai, ternyata bukan segalanya.
Dengan ketulusan yang ia tunjukkan, disertai rasa cemas untuk tidak kehilangan Ji-in,
perlahan Ji-in mulai membuka hatinya...

Sebuah kisah tentang orang-orang yang terkadang membuat pilihan yang tidak bijaksana,
tetapi berusaha untuk berubah demi orang yang berharga dan demi diri mereka sendiri.
Dan tentang kehidupan yang dipenuhi dengan banyak pilihan.
Di antaranya, cerita tentang memilih pilihan terbaik